Rabu, 19 Desember 2012

Subuh Yang Indah


Untuk ketiga kalinya aku berangkat ke masjid di waktu subuh lebih awal… jam 03.40 WIB. Dengan maksud menjaga adzan agar bisa di awal waktu. Degg….. untuk ketiga kalinya pula aku salah duga …. Kudapati seseorang sedang menyapu masjid, menata karpet, dan bersiap untuk kumandangkan adzan. Subhanallah (pekikku dalam hati)…. Dan Alhamdulillah spontan mulut berucap…. Ada tetangga yang manager senior di Telkom mendahului untuk berbuat baik… mengumandangkan adzan, ditengah yang lain tidur terlelap.
Iqomat-pun dilantunkan, oleh seorang dokter spesialis, yang seingat saya hampir tidak pernah meninggalkan jamaah sholat subuh di masjid.
Sholat subuh-pun di mulai…. Seperti biasa, dengan harapan, ada tambahan jamaah yang lain , kubaca surat yang agak panjang. Namun seperti biasanya pula…. Subuh itupun tetap seperti biasanya. Di shaff pertama hanya ada 3 orang, seorang manager Telkom, sang dokter spesialis, dan guru besar “jawara” SH teratai….. agak dibelakang 5 orang jamaah ibu-ibu….. yang saya amati orang tetap yang kemarin, dan kemarin…..
Namun… Subuh hari ini terasa lebih indah….. sudah ada yang mendahului adzan…. Insya Allah tak lama lagi shaff baris pertama akan penuh….. semoga

Mentradisikan Senin - Kamis


Saat di kampus ada teman yang membuatku  “terpesona”. Cantik, smart, dan….. tomboy. Saat itu dia gak berjilbab (kabarnya selepas kuliah & menikah, jilbab tak pernah lepas menutup kepalanya)…. Tapi jangan ditanya soal akhlaqnya. Tutur katanya lembut, ringan tangan jika ada teman yang butuh pertolongan…. dan sholatnya terjaga. Addies…. Namanya.
Satu saat dalam satu acara, tersedia hidangan kue beraneka ragam. Seingatku itu hari Rabu. Ku sodorkan piring hidangan kue ke depannya. “yuk silakan non… kasihan panitianya… sudah capek-capek beli kue” kataku. “maaf deh.. hari ini lagi libur,” katanya. “makan kok libur…. Maksude?? “ puasa…” lanjutnya sambil berbisik. ….’nyaur utang ta??? ‘ tanyaku gak butuh jawaban. Selepas acara…. baru terjawab kalo dia sedang “puasa dawud” dan sudah berjalan setengah tahun. …..”degg! hatiku terasa disentil ” malu rasanya.
Entah karena “Addies” , atau memang karena Allah….. aku mencoba ‘Puasa Dawud”….. seminggu, dua minggu…. alhamdulillah gak ada kendala berarti….. selanjutnya…. sudah bisa dipastikan. GAGAL!!! Akhirnya kuambil kompromi…… setidaknya bisa menjaga puasa senin kamis….
Lantas mengapa puasa Senin – Kamis ?? Kebanyakan dari kita tentunya pernah mendengar puasa Senin Kamis sebagai puasa sunnah di dalam Islam. Namun, berapa yang benar-benar berusaha merutinkan puasa tersebut ? Alasan utama mengapa puasa Senin Kamis disunahkan dalam Islam ialah karena Rasulullah sering berpuasa di kedua hari tersebut. Dalam Hadist Riwayat Ahmad disebutkan bahwa Rasulullah mengatakan bahwa semua amal dibentangkan di hari Senin dan Kamis. Karena itu, sebagai orang beriman, sungguhlah baik bila pada saat malaikat melaporkan amalan kita itu kita tengah berpuasa.
Dari sisi logika, bisa dilihat bahwa hari Senin dan Kamis membagi satu ‘minggu’ menjadi dua bagian yang hampir sama rata. Jadi  kentara sekali bahwa puasa Senin Kamis dalam konteks medis berfungsi sebagai detoksifikasi atau penghancuran racun dalam tubuh…. Mengganti sel-sel yang jelek… atau dalam bahasa bengkel ya “tune up”. Dengan berpuasa di hari Senin dan Kamis, secara tidak langsung kita melakukan perbaikan untuk diri kita secara rutin baik dari segi spiritual maupun jasmani.
Puasa Senin Kamis juga melatih kita secara teratur untuk menghindarkan diri dari pekerjaan dosa. Kalau ada latihan efektif untuk latihan kesabaran, maka itulah puasa. Karena itu, cocoklah jika dikatakan bahwa puasa adalah zakat jiwa, dimana pada saat puasa, kita membuang perangai buruk. Sehingga sesudah puasa, emosi dan spiritual kita menjadi lebih bersih. ”Segala sesuatu itu ada zakatnya,sedang zakat jiwa itu adalah berpuasa. Dan puasa itu separo kesabaran”.(HR. Ibnu Majah).
Keutamaan yang kedua ialah karena puasa Senin Kamis bisa meningkatkan amalan kita. Biasanya, seseorang yang kekenyangan dan keenakan cenderung malas beribadah. Puasa menjadikan kita lebih produktif dalam beribadah karena selain kita tidak lagi dalam posisi keenakan, orang yang berpuasa juga cenderung ingin beribadah ekstra.  Disamping itu, puasa bisa melembutkan hati. Ini karena dengan puasa, kita cenderung lebih berempati dengan orang-orang yang lebih tidak beruntung dibanding kita.
So…. Jika gak bisa puasa dawud, setidaknya berlatihlah Puasa Senin Kamis. Insya Allah dengan puasa yang rutin, kita tidak hanya mendapat balasan kebaikan dari Allah, tetapi kita juga mendapat keuntungan di dunia berupa kesehatan yang prima dan daya pikir yang jernih. Semoga !

Sebenarnya Semua Anak itu Cerdas….


Untuk kesekian kalinya, di tiga bulan awal tahun ajaran baru ini -- beberapa guru di kelas III mengeluh. Persoalannya, Thomas, siswa yang diawal masuk sudah diprediksi akan mengalami kesulitan dalam belajar… tak juga beranjak lebih baik. Hampir semua nilai pelajarannya tetap jeblok, tertinggal jauh dibanding siswa yang lain. Problem Slow Learner  nampaknya ada pada anak yang berayah warga kebangsaan Inggris ini.
Atas desakan orang tua saat itu, dan keyakinan sekolah bahwa akan bisa merubahnya, maka diterimalah Thomas; dengan catatan ‘ORANG TUA SIAP KERJASAMA”. Apa mau dikata, sudah tiga tahun berjalan… si Ibu yang single parent… tak juga menunjukkan itikad baik untuk merubah cara mendidik anaknya.  So… sekolahlah akhirnya yang “kelimpungan” sendiri, mencari cara yang tepat untuk mengatasi hal ini. Padahal jika Sekolah sudah susah payah membangun karakter dan mendidik anak dengan sebaik mungkin…… namun sesampai di rumah, orang tuanya justru merobohkan dan membuat citra diri anak makin menciut….. sudah pasti ANAK TAK PERNAH BERANJAK MEMBAIK…
Melihat Thomas, saya jadi teringat dengan Adam Kho. Anak Singapura yang waktu kecilnya adalah penggemar berat games dan TV. Sehari, ia bisa berjam-jam di depan TV. Baik main PS atau nonton TV. Adam Khoo pun dikenal sebagai anak bodoh. Ketika kelas empat SD, Ia dikeluarkan dari sekolah. Ia pun masuk ke SD terburuk di Singapura. Ketika akan masuk SMP, ia ditolak oleh enam SMP terbaik di sana. Akhirnya, ia bisa masuk ke SMP terburuk di Singapura. Begitu terpuruknya prestasi akademisnya, tapi lama kelamaan membaik justru karena cemoohan teman-temannya, hingga akhirnya memperoleh kesuksesan di dunia bisnis.
Prestasi Adam di dunia bisnis ditandai pada saat Adam berusia 26 tahun. Ia telah memiliki empat bisnis dengan total nilai omset per tahun US$ 20 juta. Kisah bisnis Adam dimulai ketika ia berusia 15 tahun. Ia berbisnis music box. Bisnis berikutnya adalah bisnis training dan seminar. Pada usia 22 tahun, Adam Khoo adalah trainer tingkat nasional di Singapura. Klien-kliennya adalah para manager dan top manager perusahaan-perusahaan di Singapura. Bayarannya mencapai US$ 10.000 per jam.
Akhirnya… saya hanya mengajak semua guru untuk mencari “special moment” atas diri Thomas. Saya masih berkeyakinan -- meski tanpa dukungan optimal orang tua -- suatu saat kami akan menemukan ke mana arah kecerdasan Thomas ini mengarah….
Thomas tergolong pembelajar lambat (slow learner). Siswa tipe ini memiliki kekhasan ketika belajar karena kemampuan kognitif otaknya dalam mencerna informasi sangat rendah. Disini, guru selayaknya mendidik dengan sabar… bawa hati kita dalam ruang batinnya. Cara kita memahami anak ini tentu berbeda dengan anak-anak lainnya. Yang pasti, kita harus yakin bahwa satu saat kita akan temukan moment special yang mengarahkan kita pada bakat dan minatnya…

Sulitnya…. konsisten Subuhan di Masjid


Ada aturan yang saya “paksa” untuk disepakati istri dan kedua anak saya. Yakni… kewajiban Sholat Jamaah di Masjid, untuk Maghrib, Isya’, dan Subuh. Kenapa tiga waktu ini?? Karena saat itulah keluarga dimungkinkan berkumpul di rumah….
Untuk Maghrib & Isya, tidak ada masalah!!  Jika tak ada alasan yang “bisa bertanggungjawabkan”… Insya Allah semua anggota keluarga bisa menjaga konsistensi untuk berangkat ke masjid begitu adzan dikumandangkan.
Tidak demikian untuk waktu Subuh. Untuk Hani, anak kedua saya yang baru menginjak kelas I SD, saya tak mewajibkannya ke masjid. Namun tidak demikian dengan Haykal -- anak pertama saya yang baru saja menginjak kelas IV SD. Saya memaksa untuknya agar rutin ke masjid.  Awalnya ia tak masalahkan itu. Hari pertama, kedua, ketiga, sampai dengan seminggu….. Ia mau aja ikut ke masjid. Meski ngantuk berat…. bahkan kadang tertidur saat sujud. Awal minggu kedua…. Mulai deh ngambeknya keluar…..,berat untuk melangkah ke masjid, kadang pakai “mbrebes mili” --- takut nolak “paksaan” ayahnya -- campur malesss, bahkan kerapkali sekali mulai sulit dibangunkan…. entah pura-pura tidur atau tidur beneran.
Kalau dipikir wajar juga haykal begitu…. Jamaah subuh paling banter 6 – 7 orang, dan itu-itu aja. Gak ada anak sebayanya lagi. Dan lagi…. (ini sebenarnya yang gk boleh terjadi), saya juga mulai ngrasa kasihan juga… dalam keadaan ngantuk… diajak ke masjid.. (kasihan yang tak pada tempatnya!!!). Alhasil… kompromi pun muncul, satu semester ini boleh sholat subuh di rumah…. Nah LO…!!!
Sungguh… Saya sendiri baru belajar jadi orang tua…. Yang belum bisa konsisten mengajak pada kebaikan!

Ternyata… Kunci Sorga itu Murah


Dalam sebuah taklim di hadapan para sahabatnya, Rasul mengatakan bahwa sebentar lagi akan masuk seorang yang kelak akan memegang kunci surga. Semua sahabat terpana. Sampai seorang Umar bin Khattab 'iri' dengan penyematan istilah tersebut. Tidak lama kemudian masuklah orang yang dimaksud.

Orang ini penampilannya biasa-biasa saja. Tidak ada ciri khusus. Karena penasaran, Umar meminta izin untuk menginap di rumah orang tersebut. Tiga hari Umar RA menginap di rumah orang ini. Namun, dia tidak menemukan amalan khusus orang tersebut.

Ketika Umar bertanya, apa rahasianya. Orang itu menjawab, "Ibadah dan amalanku sebenarnya biasa saja, wahai Umar. Hanya selama hidupku, aku diajari oleh ibuku untuk tidak punya perasaan buruk sangka terhadap apa pun dan siapa pun. Barangkali itulah amalan yang dimaksud Rasulullah SAW."

Wajar jika dalam sebuah tulisan ringannya di Republika, Ustadz Arifin Ilham menyatakan selain doa dan ikhtiar, ada amalan lain yang juga bisa mengantarkan proses 'perubahan takdir'. Amalan itu adalah amalan hati, yaitu selalu berbaik sangka (husnuzhan) dengan semua keputusan Allah SWT.

Anaa 'inda zhanni 'abdi bih, wa Ana ma'aka idza da'awtani, "Aku mengikuti persangkaan hamba-Ku tentang Aku. Dan aku bersamamu jika memohon kepada-Ku."

Dan semoga kita pun berlomba-lomba bersegera mendapatkan “kunci surga”