Rabu, 19 Desember 2012

Mentradisikan Senin - Kamis


Saat di kampus ada teman yang membuatku  “terpesona”. Cantik, smart, dan….. tomboy. Saat itu dia gak berjilbab (kabarnya selepas kuliah & menikah, jilbab tak pernah lepas menutup kepalanya)…. Tapi jangan ditanya soal akhlaqnya. Tutur katanya lembut, ringan tangan jika ada teman yang butuh pertolongan…. dan sholatnya terjaga. Addies…. Namanya.
Satu saat dalam satu acara, tersedia hidangan kue beraneka ragam. Seingatku itu hari Rabu. Ku sodorkan piring hidangan kue ke depannya. “yuk silakan non… kasihan panitianya… sudah capek-capek beli kue” kataku. “maaf deh.. hari ini lagi libur,” katanya. “makan kok libur…. Maksude?? “ puasa…” lanjutnya sambil berbisik. ….’nyaur utang ta??? ‘ tanyaku gak butuh jawaban. Selepas acara…. baru terjawab kalo dia sedang “puasa dawud” dan sudah berjalan setengah tahun. …..”degg! hatiku terasa disentil ” malu rasanya.
Entah karena “Addies” , atau memang karena Allah….. aku mencoba ‘Puasa Dawud”….. seminggu, dua minggu…. alhamdulillah gak ada kendala berarti….. selanjutnya…. sudah bisa dipastikan. GAGAL!!! Akhirnya kuambil kompromi…… setidaknya bisa menjaga puasa senin kamis….
Lantas mengapa puasa Senin – Kamis ?? Kebanyakan dari kita tentunya pernah mendengar puasa Senin Kamis sebagai puasa sunnah di dalam Islam. Namun, berapa yang benar-benar berusaha merutinkan puasa tersebut ? Alasan utama mengapa puasa Senin Kamis disunahkan dalam Islam ialah karena Rasulullah sering berpuasa di kedua hari tersebut. Dalam Hadist Riwayat Ahmad disebutkan bahwa Rasulullah mengatakan bahwa semua amal dibentangkan di hari Senin dan Kamis. Karena itu, sebagai orang beriman, sungguhlah baik bila pada saat malaikat melaporkan amalan kita itu kita tengah berpuasa.
Dari sisi logika, bisa dilihat bahwa hari Senin dan Kamis membagi satu ‘minggu’ menjadi dua bagian yang hampir sama rata. Jadi  kentara sekali bahwa puasa Senin Kamis dalam konteks medis berfungsi sebagai detoksifikasi atau penghancuran racun dalam tubuh…. Mengganti sel-sel yang jelek… atau dalam bahasa bengkel ya “tune up”. Dengan berpuasa di hari Senin dan Kamis, secara tidak langsung kita melakukan perbaikan untuk diri kita secara rutin baik dari segi spiritual maupun jasmani.
Puasa Senin Kamis juga melatih kita secara teratur untuk menghindarkan diri dari pekerjaan dosa. Kalau ada latihan efektif untuk latihan kesabaran, maka itulah puasa. Karena itu, cocoklah jika dikatakan bahwa puasa adalah zakat jiwa, dimana pada saat puasa, kita membuang perangai buruk. Sehingga sesudah puasa, emosi dan spiritual kita menjadi lebih bersih. ”Segala sesuatu itu ada zakatnya,sedang zakat jiwa itu adalah berpuasa. Dan puasa itu separo kesabaran”.(HR. Ibnu Majah).
Keutamaan yang kedua ialah karena puasa Senin Kamis bisa meningkatkan amalan kita. Biasanya, seseorang yang kekenyangan dan keenakan cenderung malas beribadah. Puasa menjadikan kita lebih produktif dalam beribadah karena selain kita tidak lagi dalam posisi keenakan, orang yang berpuasa juga cenderung ingin beribadah ekstra.  Disamping itu, puasa bisa melembutkan hati. Ini karena dengan puasa, kita cenderung lebih berempati dengan orang-orang yang lebih tidak beruntung dibanding kita.
So…. Jika gak bisa puasa dawud, setidaknya berlatihlah Puasa Senin Kamis. Insya Allah dengan puasa yang rutin, kita tidak hanya mendapat balasan kebaikan dari Allah, tetapi kita juga mendapat keuntungan di dunia berupa kesehatan yang prima dan daya pikir yang jernih. Semoga !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar