Rabu, 19 Desember 2012

Sebenarnya Semua Anak itu Cerdas….


Untuk kesekian kalinya, di tiga bulan awal tahun ajaran baru ini -- beberapa guru di kelas III mengeluh. Persoalannya, Thomas, siswa yang diawal masuk sudah diprediksi akan mengalami kesulitan dalam belajar… tak juga beranjak lebih baik. Hampir semua nilai pelajarannya tetap jeblok, tertinggal jauh dibanding siswa yang lain. Problem Slow Learner  nampaknya ada pada anak yang berayah warga kebangsaan Inggris ini.
Atas desakan orang tua saat itu, dan keyakinan sekolah bahwa akan bisa merubahnya, maka diterimalah Thomas; dengan catatan ‘ORANG TUA SIAP KERJASAMA”. Apa mau dikata, sudah tiga tahun berjalan… si Ibu yang single parent… tak juga menunjukkan itikad baik untuk merubah cara mendidik anaknya.  So… sekolahlah akhirnya yang “kelimpungan” sendiri, mencari cara yang tepat untuk mengatasi hal ini. Padahal jika Sekolah sudah susah payah membangun karakter dan mendidik anak dengan sebaik mungkin…… namun sesampai di rumah, orang tuanya justru merobohkan dan membuat citra diri anak makin menciut….. sudah pasti ANAK TAK PERNAH BERANJAK MEMBAIK…
Melihat Thomas, saya jadi teringat dengan Adam Kho. Anak Singapura yang waktu kecilnya adalah penggemar berat games dan TV. Sehari, ia bisa berjam-jam di depan TV. Baik main PS atau nonton TV. Adam Khoo pun dikenal sebagai anak bodoh. Ketika kelas empat SD, Ia dikeluarkan dari sekolah. Ia pun masuk ke SD terburuk di Singapura. Ketika akan masuk SMP, ia ditolak oleh enam SMP terbaik di sana. Akhirnya, ia bisa masuk ke SMP terburuk di Singapura. Begitu terpuruknya prestasi akademisnya, tapi lama kelamaan membaik justru karena cemoohan teman-temannya, hingga akhirnya memperoleh kesuksesan di dunia bisnis.
Prestasi Adam di dunia bisnis ditandai pada saat Adam berusia 26 tahun. Ia telah memiliki empat bisnis dengan total nilai omset per tahun US$ 20 juta. Kisah bisnis Adam dimulai ketika ia berusia 15 tahun. Ia berbisnis music box. Bisnis berikutnya adalah bisnis training dan seminar. Pada usia 22 tahun, Adam Khoo adalah trainer tingkat nasional di Singapura. Klien-kliennya adalah para manager dan top manager perusahaan-perusahaan di Singapura. Bayarannya mencapai US$ 10.000 per jam.
Akhirnya… saya hanya mengajak semua guru untuk mencari “special moment” atas diri Thomas. Saya masih berkeyakinan -- meski tanpa dukungan optimal orang tua -- suatu saat kami akan menemukan ke mana arah kecerdasan Thomas ini mengarah….
Thomas tergolong pembelajar lambat (slow learner). Siswa tipe ini memiliki kekhasan ketika belajar karena kemampuan kognitif otaknya dalam mencerna informasi sangat rendah. Disini, guru selayaknya mendidik dengan sabar… bawa hati kita dalam ruang batinnya. Cara kita memahami anak ini tentu berbeda dengan anak-anak lainnya. Yang pasti, kita harus yakin bahwa satu saat kita akan temukan moment special yang mengarahkan kita pada bakat dan minatnya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar