Untuk kesekian kalinya, di tiga
bulan awal tahun ajaran baru ini -- beberapa guru di kelas III mengeluh.
Persoalannya, Thomas, siswa yang diawal masuk sudah diprediksi akan mengalami
kesulitan dalam belajar… tak juga beranjak lebih baik. Hampir semua nilai
pelajarannya tetap jeblok, tertinggal jauh dibanding siswa yang lain. Problem Slow Learner nampaknya ada pada anak yang berayah warga
kebangsaan Inggris ini.
Atas desakan orang tua saat itu, dan keyakinan sekolah bahwa
akan bisa merubahnya, maka diterimalah Thomas; dengan catatan ‘ORANG TUA SIAP
KERJASAMA”. Apa mau dikata, sudah tiga tahun berjalan… si Ibu yang single
parent… tak juga menunjukkan itikad baik untuk merubah cara mendidik
anaknya. So… sekolahlah akhirnya yang
“kelimpungan” sendiri, mencari cara yang tepat untuk mengatasi hal ini. Padahal
jika Sekolah sudah susah payah membangun karakter dan mendidik anak dengan
sebaik mungkin…… namun sesampai di rumah, orang tuanya justru merobohkan dan
membuat citra diri anak makin menciut….. sudah pasti ANAK TAK PERNAH BERANJAK
MEMBAIK…
Melihat Thomas, saya jadi teringat dengan Adam Kho. Anak Singapura yang waktu kecilnya adalah
penggemar berat games dan TV. Sehari, ia bisa berjam-jam di depan TV. Baik
main PS atau nonton TV. Adam Khoo pun dikenal sebagai anak bodoh. Ketika kelas
empat SD, Ia dikeluarkan dari sekolah. Ia pun masuk ke SD terburuk di
Singapura. Ketika akan masuk SMP, ia ditolak oleh enam SMP terbaik di sana. Akhirnya, ia bisa
masuk ke SMP terburuk di Singapura. Begitu terpuruknya prestasi akademisnya,
tapi lama kelamaan membaik justru karena cemoohan teman-temannya, hingga
akhirnya memperoleh kesuksesan di dunia bisnis.
Prestasi Adam di dunia bisnis ditandai pada saat Adam berusia 26 tahun. Ia telah memiliki empat bisnis dengan total nilai omset per tahun US$ 20 juta. Kisah bisnis Adam dimulai ketika ia berusia 15 tahun. Ia berbisnis music box. Bisnis berikutnya adalah bisnis training dan seminar. Pada usia 22 tahun, Adam Khoo adalah trainer tingkat nasional di Singapura. Klien-kliennya adalah para manager dan top manager perusahaan-perusahaan di Singapura. Bayarannya mencapai US$ 10.000 per jam.
Prestasi Adam di dunia bisnis ditandai pada saat Adam berusia 26 tahun. Ia telah memiliki empat bisnis dengan total nilai omset per tahun US$ 20 juta. Kisah bisnis Adam dimulai ketika ia berusia 15 tahun. Ia berbisnis music box. Bisnis berikutnya adalah bisnis training dan seminar. Pada usia 22 tahun, Adam Khoo adalah trainer tingkat nasional di Singapura. Klien-kliennya adalah para manager dan top manager perusahaan-perusahaan di Singapura. Bayarannya mencapai US$ 10.000 per jam.
Akhirnya… saya hanya mengajak semua guru untuk mencari “special
moment” atas diri Thomas. Saya masih berkeyakinan -- meski tanpa dukungan
optimal orang tua -- suatu saat kami akan menemukan ke mana arah kecerdasan Thomas
ini mengarah….
Thomas tergolong pembelajar
lambat (slow learner). Siswa tipe ini memiliki kekhasan ketika belajar karena
kemampuan kognitif otaknya dalam mencerna informasi sangat rendah. Disini, guru
selayaknya mendidik dengan sabar… bawa hati kita dalam ruang batinnya. Cara
kita memahami anak ini tentu berbeda dengan anak-anak lainnya. Yang pasti, kita
harus yakin bahwa satu saat kita akan temukan moment special yang mengarahkan
kita pada bakat dan minatnya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar