Ada aturan yang saya “paksa”
untuk disepakati istri dan kedua anak saya. Yakni… kewajiban Sholat Jamaah di Masjid,
untuk Maghrib, Isya’, dan Subuh. Kenapa tiga waktu ini?? Karena saat itulah
keluarga dimungkinkan berkumpul di rumah….
Untuk Maghrib & Isya, tidak
ada masalah!! Jika tak ada alasan yang
“bisa bertanggungjawabkan”… Insya Allah semua anggota keluarga bisa menjaga
konsistensi untuk berangkat ke masjid begitu adzan dikumandangkan.
Tidak demikian untuk waktu Subuh.
Untuk Hani, anak kedua saya yang baru menginjak kelas I SD, saya tak
mewajibkannya ke masjid. Namun tidak demikian dengan Haykal -- anak pertama
saya yang baru saja menginjak kelas IV SD. Saya memaksa untuknya agar rutin ke
masjid. Awalnya ia tak masalahkan itu.
Hari pertama, kedua, ketiga, sampai dengan seminggu….. Ia mau aja ikut ke
masjid. Meski ngantuk berat…. bahkan kadang tertidur saat sujud. Awal minggu
kedua…. Mulai deh ngambeknya keluar…..,berat untuk melangkah ke masjid, kadang
pakai “mbrebes mili” --- takut nolak “paksaan” ayahnya -- campur malesss,
bahkan kerapkali sekali mulai sulit dibangunkan…. entah pura-pura tidur atau
tidur beneran.
Kalau dipikir wajar juga haykal
begitu…. Jamaah subuh paling banter 6 – 7 orang, dan itu-itu aja. Gak ada anak
sebayanya lagi. Dan lagi…. (ini sebenarnya yang gk boleh terjadi), saya juga
mulai ngrasa kasihan juga… dalam keadaan ngantuk… diajak ke masjid.. (kasihan
yang tak pada tempatnya!!!). Alhasil… kompromi pun muncul, satu semester ini
boleh sholat subuh di rumah…. Nah LO…!!!
Sungguh…
Saya sendiri baru belajar jadi orang tua…. Yang belum bisa konsisten mengajak
pada kebaikan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar